Minggu, 14 Maret 2010

Tips merawat tanaman Aglaonema

Perawatan Tepat Bagi Aglaonema



Beda Jenis, Beda Perlakuan

Aglaonema terkenal dengan tanaman ‘manja’. Untuk itulah ia butuh perlakuan khusus, sehingga penting mengetahui bagaimana merawat aglonema berdasarkan jenisnya. Sebab, setiap jenis – beda pula perlakuannya.

Ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak kasus yang terjadi pada pecinta aglaonema Tanah Air. Katakan Susi, ia pecinta aglaonema yang membeli jenis anjamnee dari teman di Thailand. Jenis ini memiliki warna sempurna, dengan kemilau gradasi cantik. Namun naaasnya, tak berselang beberapa minggu koleksi kebanggaannya perlahan menunjukkan gejala kurang enak.
Setelah terserang penyakit – daun yang dulu indah – kini berubah jadi layu. Begitu pun warnanya – kemilau daun yang berwarna-warni – kian memudar dan pucat. Bahkan di beberapa bagian, sudah terjadi gejala pembusukan dengan perubahan warna coklat. Anehnya hampir bersamaan, si Susi juga membeli sebuah aglaonema lokal dengan warna yang juga tak kalah menarik.
Mengalami perawatan dan intensitas pemberian nutrisi yang selalu bersamaan, namun justru aglaonema lokal Susi yang berjenis lipstik ini bisa bertahan dan malah jadi cantik. Jadi, apa latar belakang yang sedang dialami pada kasus ini? Apakah jenis berbeda juga membuat aglaonema harus mendapatkan perawatan yang berbeda pula?
Beda pabrik, ternyata beda pula barang yang dihasilkan, sehingga dalam hal penanganan tentu jelas berbeda satu dengan yang lain. Itu dikatakan Pakar Aglaonema Indonesia, Gregori Garnadi Hambali. Sebab umumnya, orang sering membeli aglaonema tanpa memikirkan perawatannya. Bila dibandingkan dengan jenis lokal, jenis impor biasanya lebih sensitif dan sering sakit-sakitan.

Banyak aglaonema yang cantik, tapi ‘manja’. Namun tak sedikit pula aglaonema cantik yang tahan banting. Beruntung bagi kita, produk lokal memiliki daya tahan lebih daripada impor,”

Tak sedikit dari pedagang asing yang memanfaatkan dan terlalu mengeksploitasi kultur jaringan kasar. Jadi, hasilnya jelek. Jika tidak jeli, kejadian penipuan tak urung akan sering tejadi. Namun tak mendeskreditkan produk impor, tak jarang banyak juga barang berkualitas yang akhirnya sampai ke Indonesia.
Namun di luar kontek itu, beberapa jenis aglaonema lokal dan impor tertentu juga sering terserang penyakit. Misalnya, jenis dona carmen dan lady valentine, sehingga sebelum membelinya, sebaiknya tanya diri Anda, apakah siap menghadapi masalah yang akan timbul kelak?

Jurus Jitu Kembangkan Potensi Aglaonema
Baik impor maupun lokal – dalam merawat aglaonema – tampilan tanaman jadi prioritas utama. Pasalnya, bagus dan semahal apapun tanaman – sampai sejauh mana didapatkannya – akan jadi sesuatu yang mubadzir jika tampilannya tidak prima. Seperti halnya tanaman hias yang lain pada umumnya, kesan pertama jadi penting dalam hal penilaian dan standarisasi kualitas.
“Maka untuk membangun kesan positif, beberapa hal perlu diperlihatkan. Misalnya, kesehatan bagian daun dan kerumpunan tumbuh kembang daun,” ungkap Kolektor Aglaonema di Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel), M Zainudin.
Lalu, bagaimana cara membuat daun agar terlihat sehat dan enak dilihat? Pada dasarnya, menurut Zainudin, ada dua macam perawatan mendasar untuk mencemerlangkan daun. Sebab, daun sehat atau sedap dipandang mata biasanya memiliki struktur mengkilap. Bahkan tak jarang, terlihat seperti daun yang terbuat dari plastik. Cara ini biasa dilakukan dengan manual atau tahapan perawatan.
Cara manual biasanya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, mengelap daun agar daun terlihat berkilau dan kinclong, sehingga bisa menarik mata setiap orang, bahkan juri kontes. Caranya, bisa dengan air atau bahan pengkilap yang lain, seperti leaf shiner (pengkilap daun instan yang banyak dijual di pasar) sampai bahan pengkilap manual. Misalnya susu dan santan, seperti melakukan pembersihan daun pada anthurium.
“Untuk hasil maksimal, terutama jika untuk keperluan kontes, persiapan atau pengkilapan daun dilakukan 3 hari sebelum acara diadakan. Dan biasanya, perawatan ini dilakukan berulang-ulang setiap harinya, tergantung kapan kita ingin memunculkan kecantikan si daun,” jelas Zainudin.
Cara lain adalah paket keperluan nutrisi. Umumnya seperti manusia, jika kebutuhan makanan cukup dan tak berlebih, maka orang tersebut akan sehat. Begitu juga dengan daun pada aglaonema, semakin baik dan berkualitas nutrisi yang diberikan, maka makin optimal pula struktur daunnya.
Hal ini bisa berupa media tanam, jenis dan intensitas pemupukan, sampai stimulasi lingkungan. Media tanam yang tepat umumnya tak terlalu asam. Dan jika terpaksa, menggunakan tanah yang bersifat asam, kapur bisa ditambahkan dengan ukuran tepat.
“Jika tak ingin susah, penggunaan pakis penuh yang dicampur pupuk organik, bisa jadi solusi tepat,” imbuh Zainudin.
Kelebihan air bagi tanaman, juga kabar buruk. Kesalahan pemilihan media tanam dengan porositas rendah dan penyiraman yang terlalu sering, akan mengakibatkan tanaman tak sehat. Umumnya, ini terjadi secara bertahap. Biasanya tanaman tak akan langsung mati, tapi bagian bawah mengalami kerusakan perlahan-lahan. Dan jika tak segera ditangani, seluruh bagian pun akan mengalami kerusakan, bahkan kematian.
Pemilihan pupuk dengan kandungan tertentu, juga bisa membuat daun kian cantik. Menurut Pakar Tanaman Hias di Jogjakarta, Arie W Purwanto, pupuk dengan kandungan P dan K tinggi, akan mempercepat dan membuat daun kian sehat, cantik, dan mengkilap. Jenis ini bisa didapat, karena dijual bebas di pasaran. Pada dasarnya, mengetahui karakter tanaman adalah hal utama. Sebab, ini berkaitan dalam hal perawatan ke depannya.


Perawatan Aglaonema dari Serangan Jamur dan Bakteri

Untuk pencegahan, gunakan anti jamur (fungisida) atau anti bakteri (bacterisida) yang bertuliskan NON SISTEMIK dalam kemasannya. Untuk katagori non-sistemik ini memang diperuntukkan untuk pencegahan terhadap serangan penyakit kepada aglaonema yang sehat jadi bukan untuk menyembuhkan!.
IV. Perawatan dari serangan jamur dan bakteri
Serangan jamur dan bakteri, merupakan dua hal yang paling ”menakutkan” terhadap aglaonema kita. Serangan penyakit ini memang tidak diundang, dan sebab-sebabnya juga bisa bermacam-macam yang tentu tidak bisa dilihat. Sehingga tindakan pencegahan / preventif lebih utama dari pada mengobatinya.

Kadang penularannya dari sesama aglaonema yang sakit, atau dari tanaman lain sekitar lingkungan tempat kita, atau yang melalui media yang asam, bisa juga dari pengaruh penularan melalui tangan yang telah menyentuh tanaman lain yang sakit.
Untuk tindakan pencegahan / preventif, kalau dilihat dari literatur Bao De ini sendiri (en.baode.cc), dari hasil penelitian Unversitas California Amerika, menghasilkan diantaranya, baode memiliki kemampuan untuk bisa melakukan tindakan preventif untuk pencegahan dari serangan jamur dan bakteri.
Tetapi bukan merupakan jaminan, karena Baode tidak dibuat sebagai anti jamur atau anti bekteri (obat anti bakteri/jamur pun tidak menjamin juga). Akan tetapi, selama ini, penggunaan anti jamur dan anti bakteri di tempat kami, bisa dibilang tidak menggunakannya, kami berusaha untuk “mengandalkan” support lain dari baode saja, dan hasilnya bisa dibilang support untuk pencegahan.
Bagi pembaca yang mau dan lebih yakin dengan anti jamur dan bakteri dipasaran, berikut saran dari kami (kalau boleh disarankan):
Untuk tindakan pencegahan baik terhadap jamur mapun bakteri, gunakanlah 2 minggu sekali atau sebulan sekali dengan dosis setengah dari yang tertulis di produk.
Untuk pencegahan, gunakan anti jamur (fungisida) atau anti bakteri (bacterisida) yang bertuliskan NON SISTEMIK dalam kemasannya. Untuk katagori non-sistemik ini memang diperuntukkan untuk pencegahan terhadap serangan penyakit kepada aglaonema yang sehat jadi bukan untuk menyembuhkan!.
Untuk pengobatan aglaonema yang telah terserang penyakit oleh sebab atau jamur, harus diperhatikan ciri-ciri serangannya, apakah oleh sebab jamur atau bakteri, jangan sampai penyakit karena jamur mengobatinya dengan bacterisida juga sebaliknya. Untuk itu silahkan cari referensi yang lebih ahli agar serangan penyakit benar-benar bisa dideteksi sebab-sebabnya, agar menggunakan obatnya bisa tepat sasaran. Jamur-kah atau Bakteri-kah?
Untuk pengobatan aglaonema yang telah terserang, setelah diketahui penyebabnya jamur atau bakteri, gunakan bakterisida atau fungisida yang bertuliskan SISTEMIK dalam kemasannya. Untuk jenis SISTEMIK ini, memang dibuat untuk membantu proses penyembuhan bukan pencegahan!
Sebelum mengobati agalonema dari serangan penyakit, terlebih dahulu lakukan pembongkaran media dan HARUS diganti dengan yang baru. Pada bagian-bagian yang terserang HARUS dibuang terlebih dahulu, baik itu daun, ataupun akar ataupun bonggol. Setelah itu, cuci bersih semuanya, kemudian rendam bagian akar dan bonggol dengan larutan bakterisida atau fungisida SISTEMIK atau bila perlu rendam semua bagian tanaman selama 15-30menit. Setelah itu, tanam kembali aglaonema setelah direndam dalam media yang bari dan sirami/guyur media dengan larutan bakterisida atau fungisida SISTEMIK. Setelah itu simpan di tempat teduh, tetapi tidak terlalu teduh dan tidak lembab. Setelah 2-3 hari, sering-seringlanh dijemur pagi sampai menjelang siang. Tidak dilakukan penyiraman selama 1 minggu dari hari pertama.
Untuk merek dagang, Bakterisida sekaligus fungisida SISTEMIK dalam satu kemasan diantaranya adalah Bactocyn. Bisa digunakan alternatif pilihan yang tidak membingungkan antara serangan sebab jamur atau bakteri.
Sedangkan untuk hama-hama lain seperti serangga dan lain-lain, gunakan obat tanaman yang bertuliskan KONTAK LAMBUNG LANGSUNG. (tidak dibahas disini)

Peringatan! Untuk pengguna baode, penggunaan bakterisida ataupun fungisida, HARUS berselang 5 hari dari penggunaan Baode Akar.

semoga bermanfaat bagi kita semua, segala kritik, saran, tambahan, atau ide yang lebih inovatif,
Uraian terakhir dari kami adalah disini kami menyajikan untuk berbagi informasi untuk kepentingan kalangan sendiri, sehingga sesama penggemat aglaonema, kita bisa tetap semangat dan tidak cepat putus asa dari pengalaman sebelumnya. Semoga informasi ini sangat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Untuk produk selain Baode yang tersebutkan di atas, kami tidak memiliki hubungan apapun dengan produsennya. Apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan atau bahkan tidak bermutu,